OBAT CARDIOVASCULAR

Senin, 20 Desember 2010
       www.stikeshangtuah-sby.ac.id 
OBAT GAGAL JANTUNG
*      SEJARAH : Tanaman obat yang mengandung glikosida jantung sudah ada dikenal sejak Mesir kuno.Bangsa Romawi menggunakannya sebagai diuretik, penguat jantung, perangsang muntah ,dan racun tikus.
*      Sumber dan kimia : Digitalis yang sering digunakan berasal dari daun Digitalis purpurea,tetapi biji dan daun tanaman digitalis jenis lain juga berisi zat aktif. Biji Strophantus kombe atau Strophantus hispidus menghasilkan zat aktif yang dinamakan strofantin,sedangkan dari Strophantus gratus dihasilkan ouabain. Di samping itu ada beberapa tumbuhan laut, misalnya ganggang laut Urginenea martima, juga mengandung zat aktif yang bersifat merangsang kerja jantung. Digitalis merupakan glikosida yang terdiri atas steroid , cincin lakton, dan beberapa molekul heteroksosa.
*      Farmakodinamik : Sifat farmakodinamik utama digitalis adalah inotropik positif,yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi miokardiaum. Pada penderita yang mengalami gangguan fungsi sistolik, efek inotropik positif ini akan menyebabkan peningkatan curah kerja jantung sehingga tekanan vena berkurang, ukuran jantung mengecil, dan refleks takikardia yang merupakan kompensasi jantung, diperlambat. Tekanan vena yang berkurang akan mengalami gejala bendungan, sedangkan sirkulasi yang membaik, termasuk ke ginjal, akan meningkatkan diuresis dan hilangnya udem.
*      Efek langsung : Kontraklitas miokardium. Mekanisme meningkatnya kontraktilitas otot jantung oleh digitalis sangat kompleks. Efek ini berlaku untuk otot atrium dan ventrikel, dan secara kualitatif sama untuk otot jantung yang normal maupun yang gagal. Efek terhadap aktivitas mekanik ini terlihat pada kontraksi isometrik maupun isotonik. Digitalis yang diberikan pada sendian otot jantung dalam kondisi isometrik akan meningkatkan tegangan (tension) otot.
*      Efek tak langsung : Efek tak langsung pada sistem saraf autonom terjadi pada kadar terapi dan kadar toksik. Pada kadar rendah efek parasimpatomimetik lebih menonjol. Peningkatan aktivitas vagus ini kelihatannya merupakan gabungan efek pada berbagai tempat di arteri, nukleus vagus sentral, ganglion nodosum dan ganglion autonom.


*      Efek terhadap berbagai gangguan irama jantung in situ :
Kerja digitalis pada fibrilasi atrium. Efek utama digitalis terhadap laju denyut ventrikel pada vibralasi atrium berdasarkan atas efeknya terhadap nodus AV. Masa refrakter efektif nodus AV diperpanjang oleh digitalis, terutama karena efeknya meninggikan tonus vagus dan menurunkan kepekaan terhadap katekolamin. Hasil akhir dari kerja ini adalah menurunnya frekuensi denyut ventrikel yang seringkali disertai dengan perbaikan fungsi ventrikel.
Kerja digitalis pada flutter atrium. Flutter atrium biasanya terjadi akibat gerakan melingkar jaringan atrium yang rusak. Secara eksperimental terbukti bahwa bila n.vagus sebelumnya dihambat oleh atropin, pemberian digitalis akan me,perlambat frekuensi flutter dan mengembalikan denyut jantung ke irama sinus normal. Pada sediaan yang sama tetapi dengan n.vagus yang masih utuh, digitalis seringkali mengubah flutter atrium menjadi fibrilasi atrium dan pemberian atropiniah yang mengembalikan irama sinus.
Efek digitalis pada penderita sindrom Wolff-Parkinson-White. Digitalis dapat memperpendek masa refrakter serabut pintas yang tidak melalui nodus AV, sedemikian rupa sehingga lebih banyak impuls atrium yang masuk ke ventrikel dan menyebabkan fibrilasi ventrikel. Penurunan kedaan refrakter ini terlihat pada 30% penderita sindrom Wolff-Parkinson-White yang menerima obat ini. 
             
*      Efek terhadap Elektrodiagram : Digitalis menimbulkan gambaran yang khas pada EKG, sehingga dapat menjadi tanda bahwa penderita sedang dalam pengobatan dengan digitalis. Akan tetapi perubahan ini tidak dapat digunakan untuk memperkirakan besar dosis digitalis yang diberikan atau derajat digitalisasi.
*      Efek terhadap sistem Cardiovascular : Efek akhir digitalis terhadap sistem cardiovascular bukan saja merupakan gabungan dari perubahan kekuatan kontraksi ventrikel dan frekuensi denyut jantung tetapi juga dipengaruhi oleh efeknya terhadap saraf autonom dan otot polos pembuluh darah, serta refleks penyesuaian yang terjadi karena perubahan hemodinamik yang ditimbulkannya.
*      Farmakokinetik : Absorbsi. Penyerapan digoksin pada pemberian per oral agak bervariasi dan sangat ditentukan oleh jenis sediaan yang digunakan, adanya makanan, serta waktu pengosongan lambung. Absorbsi dari sediaan tertentu dapat rendah sekali, yaitu 40%, sementara yang lain mencapai 75%. Perbedaan bioavabilitas terjadi karena perbedaan kecepatan dan derajat disolusi.
Distribusi. Digoksin glikosida dalam tubuh berlangsung lambat, sebagian krena volume distribusinya yang besar (kira-kira 6L/kg). Seperti halnya dengan obat lain, gagal jantung memperlambat tercapainya kadar mantap. Kira-kira 25% digoksin terikat pada protein plasma, sedangkan digitoksin lebih dari 95%.
Eliminasi. Digoksin dieliminasi terutama melalui ginjal. Obat ii mengalami filtrasi di gomelurus dan disekresi melalui tubulus. Ada sedikit reabsorbsi di lumen tubulus, dan ini menjadi nyata bila kecepatan aliran cairan tubulus sangat berkurang.


INTOKSIKASI
Rasio terapi digitalis sangat sehingga 5-20% penderita umumnya memperlihatkan gejala toksik dengan manifestasi yang sukar dibedakan dengan tanda tanda gagal jantung.Keracunan ini biasanya terjadi karena 1.pemberian dosis beban yang terlalu cepat 2. Akumulasi akibat dosis penunjang yang terlalu besar 3.adanya presdiposisi untuk keracunan atau 4 takar lajak.
Efek toksik digitalis sering dijumpai dan dapat sedemikian berat sehingga menyebabkan kematian gejalanya berbeda-beda dapat mengenai hamper semua system organ dalam tubh,dan umumnya merupakan kelanjutan dari efek farmakodinamik-nya efek toksik utama ialah terhadap jantung yang bila luput dari perhatian atau tidak ditangani dengan kematian.

EFEK TOKSIK TERHADAP JANTUNG
Gejala umum intoksikasi digitalis tampak pada saluran cerna dan susunan saraf pusat tetapi gejala yang paling berbahaya adlah gannguan irama denyut dan konduksi jantung (perlambatan dari blok AV total).

EFEK SAMPING LAIN
Gejala saluran cerna .Anoreksia,mula dan muntah merupakan gejala kercunan digitalis paling dini dan hilang dalam beberapa hari bila pembrian obat dihentikan.gejala anoreksia seringkali tidak terdekteksi pada pasien lanjut usia dan depresi.

GEJALA NEUROLOGIK
Sakit kepala,letih,lesudan pusing ialah gejala umum yang dapat dijumpai pada awal keracunan digitalis,kelemahan otot,mudah letih merupakan gejala yang menonjol.

PENGLIHATAN                   
Penglihatan sering kabur.sering terlihat tepi yang berwarna putih sekitar bayangan objek yang gelap dan opbjek seperti berembun.Ambliopia,diplopia dan skotoma selintas dapat selintas timbul.pernah pula dilaporkan bahwa digitalis dapat menimbulkan neuritis retrobulber dan kerusakan saraf penglihatan.efek samping lain berupa ginekomastia pada pria dapat ditimbulkan oleh digitalis.


FAKTOR YANG MEMPERMUDAH INTOKSIKASI
Penyebab intoksikasi digitalis yang paling sering ialah pemberian dosis pemeliharaan yang terjadi terlalu besar.hipotiroid meningkatkan kecenderungan terjadinya keracunan karena eleminasi digitalis ditekan,dan dalam keadaan ini jantung lebih peka terhadap digitalis.sebaliknya penderita hipertiroid mungkin memerlukan dosis digitalis yang lebih besar untuk mencapai efek terapi.

PENGOBATAN KERACUNAN DIGITALIS
 Garam kalium,fenitoin,dan lidokain paling efektif untuk mengatasi keracunan digitalis.Pemberian k+ secara oral maupun IV menurunkan ikatan digitalis dengan jaringan jantung dan secara langsung meniadakan efek kardiotoksik digitalis.

INTERAKSI OBAT
Kuinidin meninggikan kadar digitalis karena obat ini mula-mula menggeser digoksin dari ikatannya di jaringan.Tingginya kadar mantap terutama karena obat ini mengurangi bersihan ginjal sebanyak 40-50%.perubahan yang timbul sebanding dengan tingginya dosis kuinidin,akan tetapi ada perbedaan individuall dalam besarnya peningkatan.pada umumnya kadar digoksin naik dua kali,tetapi kisaranya dapat mencapai empat kali.kadar digoksin plasma mulai meningkatkan dalam waktu 24 jam setelah kuinidin diberikan dan mantap setelah 4 hari,setelah itu tetap tinggi kecuali bila dosis digoksin dikurangi.bila digoksin dan kuinidin diberikan bersama,efek digoksin terhadap jantung dan susunan saraf meningkatkan dan akhirnya dapat terjadi keracunan.


PENGGUNAAN KLINIK
GAGAL  JANTUNG.seperti telah dijelaskan sebelumnya,digitalis bukan satu-satunya obat pada gagal jantung.Gagal jantung dapat terjadi akibat :
1.Peningkatan kebutuhan aliran  darah seperti pada penderita anemia      
2.Peningkatan rintangan aliran misalnya pada hipertensi dan
3.Penurunan kapasitas kerja jantung misalnya pada penyakit arteri koroner.

OBAT GAGAL JANTUNG LAIN
1.DIURETIK (furosemid)
2.VASODILATOR (Na-nitroprusid,nitrogliserin,hidralazin)


  SUMBER:Sulistia,ganiswara.1995.Farmakologi.Fakultas kedokteran universitas indonesia.Jakarta



                                             “ SEMOGA BERMANFAAT “


0 komentar:

Posting Komentar